No War Without Rice
Ini adalah hari pertama saya (akan) makan siang di kantor (lagi).
Seperti biasa, Pak Harun[ 1 ] datang jam setengah 12, saat jam makan siang. Karena ini hari pertama ketemu lagi setelah lebaran, ritual jabat tangan dan saling memaafkan juga sempat kami lakukan.
Kebetulan saat itu saya dan Intan juga sedang ngobrolin rencana makan siang hari ini lewt YM. Karena jatah makan siang di kantor sudah datang, saya pamitan. Sementara Intan lebih memilih delivery (lewat OB, tampaknya ^^).
Buka panci sayur, hmm.... rawon (no war, saya nyebutnya). Lengkap dengan aksesorisnya, tempe goreng dan sambal. Mantaff (pake 'f'). Tapi kenapa eh kenapa, di magic jar nggak ada nasi barang sebutir?
Ini emang sengaja makan siang tanpa nasi dalam rangka diet massal sekantor, atau yang masak lagi kumat isengnya, sampe2 nasinya diumpetin disatu tempat dan kita bakalan dikasih peta untuk nyari?
Bu Nah[ 2 ] akhirnya mengambil langkah nyata, making a phone call. Dan terjawablah, bahwa Pak Harun emang lupa bawa nasinya.
And I would remember today as the day of No War Without Rice.
--
[1] Driver kantor yang tiap hari kebagian tugas nganter2 makan siang.
[2] Ibu baik hati yang selalu setia menjaga kebersihan kantor.
No comments:
Post a Comment