Tuesday, October 30, 2007

Ndelosor to de Max

Masih sakit hati rasanya kalau ingat kejadian tadi malam, mau potong rambut aja harus pake acara nyium aspal segala.

Malam itu saya minta Hesti, temen kantor, untuk nganter saya ke salon. Ya, saya memang bisa berangkat sendiri. But I really need second opinion, so I took her with me.

Melewati perempatan (nggak tau nama jalannya), saya ambil belokan ke kanan, ke arah kota. Setelah itu langsung ambil jalur kiri karena saya memang mengemudi dalam kecepatan yang lumayan lambat.

Di depan saya ada seorang bapak yang sedang mengayuh sepeda di bahu jalan. Saat jarak kami mulai dekat tiba2 dia banting setir ke kanan memotong jalur saya. Walaupun masih dalam batas kecepatan sangat normal (karena sempat mengurangi kecepatan saat belok di lampu merah tadi), tapi jarak yang cukup dekat dan gerakan mendadak si bapak membuat tabrakan jelas nggak bisa dihindarkan.

Motor saya langsung oleng setelah menabrak sepeda si bapak. Saya jatuh dan mendarat menggunakan siku tangan kiri, sementara kaki kiri sudah terlebih dulu terhempas ke aspal dan tertindih motor. Hesti sendiri nggak lebih beruntung dari saya. Dengkul kakinya memar akibat benturan keras ke aspal jalan. Sementara jari2 tangannya juga lecet, meski nggak terlalu parah.

Setelah keseimbangan sudah pulih, saya bangun dan membawa motor ke pinggir. Sementara si bapak membawa sepedanya ke seberang jalan.

Setelah memastikan saya dan Hesti nggak mengalami cedera serius, saya menghampiri si bapak di seberang jalan yang merintih kesakitan memegangi kakinya. Ban sepedanya hampir berbentuk angka 8. Jelas nggak bisa dikendarai, pikir saya. Setelah saya periksa, kondisi si bapak ternyata sama sekali nggak parah. Dia hanya merintih agar saya berbelas kasihan atas tindakan bodoh yang dia lakukan. Niat mengantarnya pulangpun saya urungkan.

Sebenarnya saya punya hak untuk marah dan memaki dia karena kecerobohannya, tapi lagi2 saya urungkan. Setelah saya beri biaya pengganti kerusakan sepedanya, diapun pergi menuntun sepedanya dengan langkah enteng. SHOOT!!

Saya malah baru sadar kalau ternyata siku tangan kiri saya lecet. Babras, orang jawa bilang. Tau kan? Bentuk luka yang kulitnya terkelupas sehingga keliatan dagingnya. Kami segera mencari apotik terdekat untuk beli peralatan pengobatan luka macam yodium, kapas dan plester.

Karena kondisi yang nggak terlalu parah, kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Malam itu untuk pertama kalinya saya potong rambut sambil menahan perih dan ngilu akibat benturan di siku tangan kiri saya.

-----

Moral of the story:
Walaupun sudah berusaha untuk hati2, kecerobohan orang lain tetap saja bisa bikin kita celaka.

Sunday, October 28, 2007

Gum, SMSku nggak nyampe?

Sudah lebih dari 10 hari, nomer mentari saya nggak bisa nerima sms. Ngirim bisa, tapi nggak pernah dapet delivery report meskipun option ini sudah saya aktifkan. Praktis banyak pesan yang (bisa jadi) penting, nggak saya terima. Dan banyak pesan yang saya kirimkan nggak jelas nyampe atau nggak. SMS terakhir yang masuk ke inbox tercatat tanggal 16 Oktober lalu. Yang lain pada nyangkut di mana, ya?

Beberapa teman dan sodara juga banyak yang bilang ke saya bahwa SMS mereka nggak nyampe, sampai mereka akhirnya harus bela2in telpon (which is, lebih mahal) dengan kalimat awal, "SMSku nggak nyampe?". Malahan ada teman yang ngisi komen di friendster seperti ini,

loh loh loh... nomermu itu kenapa kok gak bisa di sms?
enam puluh ribu kali tak kirimi dan enam puluh ribu kali pula sending failed. ada apa gerangan?

Hihihi, berlebihan ^^;

Jangankan dia, lha wong saya sendiri nggak ngerti. Awalnya saya pikir jaringan Indosat yang memang sedang trouble. Tapi masalah ini ternyata hanya terjadi pada nomer saya, dalam jangka waktu yang lumayan lama pula.

Kemarin malah ada teman kantor yang kena imbasnya. Dia kirim SMS pagi2 untuk titip beliin sarapan seperti biasanya, karena dia masuk lebih pagi dari saya. Dua jam kemudian saat nyampe di kantor, saya langsung ditagih. Ya saya bingung. Untungnya saat itu saya bawa dua bungkus sereal sarapan dan dua kotak susu. Nggak tega liat kondisinya yang sudah penuh harap dan pandangannya yang berkaca2, saya relakan juga satu bungkus sereal dan sekotak susu buat dia. Hihi...

Sempat ada rencana komplain ke kantor representatif Indosat di Malang, tapi sampai sekarang belum juga sempat. Kecewa nih. Udah 4 taun jadi customer mereka. Bukannya dapet reward, malah sering trouble.

Maka harap dimaklumi sodara2, apabila setelah lebaran ada SMS Anda yang nggak saya bales.

Jadi kepikiran untuk migrasi operator. Cuma itu berarti saya mesti broadcast nomer saya yang baru ke semua orang di contact list saya (which is, males banget). Lagian belum tentu operator lain bisa lebih baik.

Ada saran?

Wednesday, October 24, 2007

Faiz?

Jam 2.16 dini hari. Request teman kantor masih juga belum saya eksekusi. Padahal udah bilang sama Intan ndak akan tidur terlalu malem. Tapi entah apa yang membuat saya malah maenan Facebook. (hayo.. yang invite saya, ngacung!)

Baru saja saya mau mulai kerja, hape saya bunyi ... (ringtone: Hello There, by Casiopea). Nomernya dari operator yang sama dengan saya, tapi ndak kenal tuh. Penasaran, saya angkat juga.

saya : "Halo?"

orangitu : (terdengar suara pria dengan nada mengantuk, atau lelah) "?????"
(maksudnya saya ndak jelas dia ngomong apa)

saya : "Halo?"

orangitu : (samar2 saya dengar dia menanyakan nama...) "Faiz?"

saya : "..... Bukan.."

orangitu : "Ini siapa?"

saya : "...." (yang penting bukan Faiz, pikir saya)
saya : "Bapak cari nomer berapa ya? Sepertinya salah sambung."

orangitu : "Ini di Malang kan? Tapi bukan Faiz?"

saya : (hampir aja saya bilang, "iya saya Takumi, Kamen Rider Faiz")
saya : "Bukan, Pak"

orangitu : "O, maaf. Ini dari Bali. Saya pikir ini nomernya Faiz. Maaf mengganggu. Assalamu alaikum"

saya : "Nggak apa2, Pak. Wa alaikum salam"

... klik ...

Terganggu? Ndak juga. Hanya saja saya langsung inget sama temen saya yang tempo hari tiba2 dimaki2 lewat sms gara2 dituduh deketin pacar orang lain. Inget juga sama postingan mbak ini
yang dapet hadiah makian lewat sms juga di pagi buta, walaupun akhirnya ybs mengaku salah kirim :))

Sempat kebayang jengkelnya kalo begitu sadar salah sambung, dia langsung main tutup telpon aja. Pagi buta seperti ini biasanya telpon salah sambung akan cenderung berakhir seperti itu. Tapi orangini (um.. maksud saya, orangitu) mengaku salah sambung dan langsung minta maaf (sambil mengucap salam pula). Bagus, lah.

----

Moral of the story : be polite to anyone.

Tuesday, October 23, 2007

Post-Lunch-at-The-Office Syndrome

Saya nggak tau apakah medhunter mau memasukkan ini ke dalam salah satu workplace-related syndrome. Tapi yang jelas saya sering mengalaminya, bahkan saat ini.

Gejalanya, setelah makan siang di kantor penderita akan merasa kekenyangan, ngantuk, nggak bersemangat, pinginnya browsing, ngejunk ato blogging aja, males ngelanjutin kerjaan yang tadi sempat ditinggal sebelum makan siang sehingga menyebabkan produktivitas cenderung menurun.

Pada kasus2 tertentu, penderita yang makan siang di luar merasa enggan untuk balik ke kantor.

hmm...

No War Without Rice

Ini adalah hari pertama saya (akan) makan siang di kantor (lagi).

Seperti biasa, Pak Harun[ 1 ] datang jam setengah 12, saat jam makan siang. Karena ini hari pertama ketemu lagi setelah lebaran, ritual jabat tangan dan saling memaafkan juga sempat kami lakukan.

Kebetulan saat itu saya dan Intan juga sedang ngobrolin rencana makan siang hari ini lewt YM. Karena jatah makan siang di kantor sudah datang, saya pamitan. Sementara Intan lebih memilih delivery (lewat OB, tampaknya ^^).

Buka panci sayur, hmm.... rawon (no war, saya nyebutnya). Lengkap dengan aksesorisnya, tempe goreng dan sambal. Mantaff (pake 'f'). Tapi kenapa eh kenapa, di magic jar nggak ada nasi barang sebutir?

Ini emang sengaja makan siang tanpa nasi dalam rangka diet massal sekantor, atau yang masak lagi kumat isengnya, sampe2 nasinya diumpetin disatu tempat dan kita bakalan dikasih peta untuk nyari?

Bu Nah[ 2 ] akhirnya mengambil langkah nyata, making a phone call. Dan terjawablah, bahwa Pak Harun emang lupa bawa nasinya.

And I would remember today as the day of No War Without Rice.

--

[1] Driver kantor yang tiap hari kebagian tugas nganter2 makan siang.
[2] Ibu baik hati yang selalu setia menjaga kebersihan kantor.

Workplace-Related Syndorms

Bagaimana hari pertama masuk kerja setelah libur panjang hari raya?
Tambah segar? Atau justru sebaliknya?
Sudah puas liburan? Atau justru ketagihan? :)

Saya banyak menangkap aura Post-Vacation Syndrome di hari pertama masuk kerja setelah libur panjang lebaran. Anda mungkin juga setuju bahwa setelah libur lebih dari seminggu, nggak mudah untuk kembali memulai rutinitas kerja pada level produktivitas normal.

Menghadapi tantangan produktivitas di hari pertama kerja ini, kondisi rekan2 saya di kantor bermacam2. Ada yang harus belajar ngetik lagi setelah libur panjang. Ada yang merasa gampang ngantuk atau lapar. Ada yang masih sakaw hari libur, sehingga di hari pertama masuk kerjapun sudah nggak sabar untuk ketemu weekend lagi.

Saat mencari penjelasan istilah Post-Vacation Syndrome, saya sampai di situs medhunters.com dan menemukan beberapa sindrom yang berhubungan dengan tempat kerja semacam ini.

Pre-Vacation Fugue State
Seperti traditional fugue state [ 1 ], seseorang tiba2 melakukan hal2 baru yang sebelumnya nggak pernah dilakukan. Biasanya terjadi beberapa hari sebelum liburan, dimana dia mulai mengabaikan kerjaannya dan menghabiskan waktu untuk melakukan hal2 lain seperti membereskan cucian, packing, sibuk pesan tiket, tukar mata uang, konfirmasi penerbangan, dsb. Bahkan penderita bisa mengalami halusinasi karena terobsesi dengan fantasi liburannya.

Post-Vacation Misplaced Mind Syndrome
(disebut juga Post-Vacation Fugue State)

Seseorang berada dalam dreamlike state (ada yang punya definisinya?), yang disebabkan oleh kelelahan (mungkin juga diperparah dengan jetlag) dan terus menerus membayangkan (kadang berhalusinasi) tentang kegiatan liburan yang baru saja selesai.

Post-Vacation Grief
Ini adalah tahapan2 psikologis yang dihadapi seseorang setelah liburan:
- Denial (bahwa liburan telah usai)
- Anger (bahwa liburan telah usai)
- Bargaining (bahwa mungkin kalau pura2 sakit satu hari saja, liburan belum sepenuhnya berakhir)
- Depression (karena liburan memang sudah usai)
- Acceptance (kesadaran yang muncul saat berada di kendaraan umum atau sedang terjebak kemacetan, bahwa liburan memang sudah usai)

Other Day of the Long Weekend Tunnel Vision
Yang ini saya nggak mudeng. Ada yang bisa terjemahkan?
This rare visual disorder occurs only a few times each year (e.g., the Friday of the Labor Day weekend). During this day, individuals typically find that they can only see fanciful visions of other places and times, particularly those of the immediate past or future. Sufferers also report that time slows down.

Boss-is-Out-of-the-Workplace Hypoactivity Syndrome
Bahasa lainnya adalah The Cat's Away Syndrome. Gejalanya termasuk nggak bisa konsentrasi, kehilangan arah/petunjuk, kesulitan mengambil tindakan, yang menyebabkan produktivitas rendah atau nol.

Boss-is-Out-of-the-Workplace Hyperactivity Syndrome
Gejala yang muncul justru kebalikan dari sindrom sebelumnya. Konsentrasi meningkat dan merasa terarah, menghasilkan peningkatan produktivitas yang signifikan. Bahkan muncul keraguan di kalangan para ahli untuk mengkategorikan ini sebagai kelainan.

Hampir semua sindrom diatas pernah saya alami. Tapi hari pertama kerja bagi saya tetap seperti biasanya. Mungkin karena liburan tahun ini saya memang nggak terlalu menikmatinya (bagaimana sih cara menikmati hari libur yang tiap 2 hari sekali harus mampir ke kantor?).

* couples day off would be good for me *

Well, lemme hear your stories.

-----

[1] Dalam bidang psikologi, Fugue State adalah kondisi di mana seseorang dengan tanpa sadar menjadi sosok yang bukan dirinya (mentally). Biasa juga disebut amnesia.

Saturday, October 13, 2007

Friday, October 12, 2007

Maafin Yak...

ada amarah
ada niat jahat
ada ejekan
ada kebohongan
ada ketidakpedulian
ada kebencian

Maafin ya..


-- Gum

Tuesday, October 9, 2007

The Half

It's a bit late. But i post it anyway.

It was 5th of October. Everything was going on as usual.

But there were some new things.

Penguins and cats.

Some photos and birthday present talks.

Freezing nose and blushing cheeks.

And suddenly this incomplete piece has found its half.

Tuesday, October 2, 2007

Dehidrasi Bikin Lemot

Pada tau iklan minuman isotonik yang mengangkat isu bahwa kekurangan cairan bisa bikin orang jadi lemot, kan? Bukan bermaksud mau mendukung kampanye mereka (karena saya memang bukan orang marketing mereka), tapi kemarin hal ini beneran saya alami.

Seperti biasa, Hari Senin adalah harinya saya, satu-satunya karyawan di kantor yang beruntung bisa libur di Hari Minggu dan Senin. Hari Senin sering saya manfaatkan untuk menyelesaikan urusan-urusan non-kantor yang belum selesai seperti hal-hal administratif yang memang harus dilakukan pada hari dan jam kerja, atau kegiatan-kegiatan pribadi lainnya.

Nah, Hari Senin kemarin kebetulan lumayan banyak agenda yang harus saya selesaikan. Mulai dari ngirim paket buat sodara di Jakarta, servis lampu motor yang kemarin putus, cetak foto kakak ipar, beli handsfree di pusat kota, nyuci baju yang biasanya emang udah numpuk tiap senin sampai hair treatment.

FYI, kemarin sedang panas-panasnya, dan dalam kondisi puasa, pula.

Lemot #1

Singkatnya saya ke ATM untuk ngambil duit beberapa ratus ribu. Buat bayar ini-itu, sekalian buat simpanan cash bulanan. Tapi sebelumnya pingin ngecek saldo dulu, memastikan apakah ada perubahan nominal setelah saya cek lewat web tempo hari.

Mungkin saking panas dan hausnya, konsentrasi saya buyar. Saat disodorin menu di layar ATM, yang saya pilih bukannya menu 'Transaksi Lain', melainkan menu penarikan dengan nominal terbesar (lihat gambar, pojok kiri atas). Sialnya, di ATM tersebut nominal terbesar adalah Rp 1.250.000 T_T
Jadilah saya keluar dari ATM dengan mengantongi segepok lembaran 50rban.

Lemot #2

Setelah tanya-tanya ke teman tentang jasa pengiriman paket, saya dikasih saran untuk ke DHL, FedEx atau Leuwigadjah, lengkap dengan lokasinya. Berhubung sedang lemot, lokasi-lokasi tersebut nggak tergambar jelas di pikiran saya.

Saya tiba-tiba lupa arah, dan akhirnya memutuskan untuk mengirimkan paketnya lewat Pahala Kencana.

Lemot #3

Selanjutnya adalah beli handsfree di kawasan pusat pertokoan. Ada 2 macam handsfree yang ditawarin ke saya. Yang biasa harganya 15rb sedangkan yang bagusan harganya 24rb. Informasi dari seberang sana, pakai yang biasa saja sudah cukup. Jadilah saya pilih yang biasa.

Saat saya coba, both earphone dan microphonnya nggak berfungsi dengan baik. Tapi entah kenapa saya bayar juga dan pergi meninggalkan toko.

Lemot #4

Lupa lokasi parkir motor T_T

Lemot #5

Begitu nyampe rumah, dengan bangganya merebahkan diri di kasur sampai ketiduran. Lupa nggak nyuci dan hair treatment T_T

Lemot #6

Bangun tidur pas adzan magrib. Sebelum menyantap menu buka puasa, saya memutuskan sekedar membatalkan dengan minum dan wudu untuk sholat magrib dulu. Tapi sampai di kamar malah tidur lagi sampai Isya' T_T

---

Moral of the story : being lemot sucks!!!