Wednesday, July 25, 2007

Menua di Bandara

Tanggal 21 dan 23 kemarin, saya benar-benar tau rasanya 'menua di bandara'.

Dari 4 penerbangan, 3 diantaranya saya menggunakan jasa Lion Air yang semuanya rata-rata delayed 1 jam. Saya nggak keberatan kalau keterlambatan itu memang disebabkan cuaca buruk, atau adanya pengecekan ulang demi keselamatan penumpang. Tapi mbok ya jangan 'telat every flight' gitu.

Bayangkan betapa penatnya menunggu di bandara. Tapi setelah berjam-jam ditunggu, yang muncul hanya pengumuman keterlambatan dengan alasan yang nggak jelas pula.

Tanggal 21

Perjalanan Surabaya-Jakarta saya tempuh menggunakan jasa maskapai Garuda Indonesia. Memang, ada harga ada rupa. On time, kabin bersih, seat nyaman, flight attendants ramah, peragaan penggunaan alat2 keselamatan melalui layar video yang ada diatas seat masing2 dengan kalimat yang jelas, smooth take-off and landing.

Andai jari tangan saya jempol semua, Garuda bakal dapet 'ten thumbs up' dari saya. Kalo perlu twelve, sekalian jempol kaki.

Pesawat take-off dari Juanda jam 7 pagi dan landing di Cengakareng jam 8 pagi, sesuai jadwal.

Karena flight ke Palembang baru jam 1 siang nanti, saya dan temen saya yang sudah nuggu di bandara ngobrol-ngobrol dulu sekalian makan di sana. Ya, saya 5 jam nunggu flight berikutnya. Proses penuaan dini di bandara sudah dimulai.

Jam 12 kami sudah di ruang tunggu penerbangan. Tapi penantian kami di ruang tunggu selama satu jam itu (sambil ketiduran, karena memang kurang tidur) ternyata hanya untuk mendapat pengumuman penundaan penerbangan dari pihak Lion Air. (I want my 1-hour life back!)

Jam 2 siang kami boarding dan baru sampai di Palembang jam 3 seperempat sore, terlambat sekitar satu jam lebih dari yang dijadwalkan. Mungkin keterlambatan boarding tadi disebabkan juga oleh buruknya cuaca di Palembang saat itu.

Komentar temen saya waktu landing di Palembang, "You call that a landing? Much like an emergency landing for me."

Tanggal 23

Sesuai jadwal di tiket yang saya pegang, flight dari Palembang ke Jakarta seharusnya jam 2 siang. Karena itu jam setengah satu kami sudah berangkat ke bandara dan siap di ruang tunggu jam 1 siang.

Tapi lagi-lagi pengumuman keterlambatan penerbangan dari pihak Lion Air membuat hidup saya terbuang sia-sia di bandara. Well, paling nggak bandara ini punya smoking area dengan view yang bagus.

Jam 4 sore pesawat baru landing di Cengkareng. Terlambat lagi sekitar satu jam dari yang dijadwalkan. (hey cute lion, you owe me about 3-hours of my life now)

Penerbangan ke Surabaya masih jam 19.30. Mau gimana lagi selain nunggu? Jam 6 temen saya pamit pulang dan saya mulai check-in untuk ikut flight selajutnya.

Ruang tunggu sudah padat. Perasaan saya nggak enak, sepertinya mereka adalah penumpang harusnya sudah berangkat dari tadi. Dan benar saja, mereka baru boarding jam setengah delapan, sementara flight saya kena delay lagi. Jam 10 malem, pesawat baru landing di Juanda.

Saking capeknya, rasanya udah nggak kuat lagi untuk menggerutu.

Saya jadi ingat pertanyaan temen saya di Bandara tadi sore, "Menurutmu, maskapai penerbangan itu seharusnya mementingkan safety atau comfort?"

Saya jawab, "Dua-duanya dong. Percuma kan kalo nyaman tapi nggak aman? Tapi aman juga harus tetap membuat nyaman. Bagaimana penumpang bisa merasa aman kalau penerbangannya nggak nyaman?"

Nyaman yang saya maksud juga termasuk 'no delay'.

Yah, mungkin 'Delay is Our Feature' sudah jadi motto mereka yang baru.

Dan saya menua di bandara.

Wednesday, July 18, 2007

Monday, July 16, 2007

janganbugildepankamera

Rupanya sudah lumayan banyak yang gerah dengan perilaku remaja Indonesia yang mudah sekali tampil 'polos' di depan kamera.

Beberapa waktu yang lalu komunitas Video Film Mania, TV Lab Communications dan Komunitas Penulis Tangguh mencanangkan kampanye di internet sebagai bentuk keprihatinan dan ketidaksetujuan fenomena ini. Sebuah ikrar diucapkan di sebuah acara diskusi berasama FISIKOM UPN Jogjakarta sebagai awal dari gerakan kampanye tersebut.

Berikut adalah petikannya.

DEMI MASA DEPAN KITA DAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK
KAMI BERJANJI
TIDAK AKAN BUGIL DI DEPAN KAMERA!

Dan berikut adalah poster resmi dari gerakan tersebut.



Namun coba simak petikan yang saya ambil dari situs aslinya berikut ini.
Disinyalir terdapat 500 lebih cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan sex orang-orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Handphone dan Video Kamera. 90% adegan cuplikan film porno dilakukan oleh anak muda SMA dan Mahasiswa. 8%nya berasal dari rekaman prostitusi, para pejabat negara dan pemerintah (DPR dan Pegawai Negeri). 2%nya adalah cuplikan kamera pengintai yang mengambil gambar para wanita-wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet ataupun di kamar hotel.

Fokus kampanye ini memang lebih kepada anak muda Indonesia (remaja/pelajar/mahasiswa). Tapi sebagaimana kita tahu (dan dijelaskan juga di atas), oknum pejabat negara kita juga memberikan sumbangsih terhadap fenomena ini.

Karena itu, makin adil rasanya kalau kampanye ini sedikit diperluas dengan poster dibawah:



Ya, kita (nggak mungkin cuma saya, kan?) memang menjadi konsumen 'produk-produk lokal' tersebut. Tapi sepertinya memang sudah waktunya disudahi, demi menjaga kehormatan kaum wanita Indonesia.

Saya Aneh?

Case I : MotoGP

Hampir semua orang yang saya kenal suka ngikutin (atau paling nggak, nonton) MotoGP.

Ada seseorang (ehm..) yang waktu itu saya SMS, secara memang sudah lama pengen ngajak ngobrol,
"Malem, lagi ngapain?"
Dia jawab,
"Malem juga. Ini lagi nonton MotoGP".
Langsung ilfil. SMS cuma sampe situ.

Di kantor mayoritas juga suka, termasuk rekan sebelah meja dan satu-satunya programmer cewek di kantor saya ini. Tempo hari malah banyak yang milih nonton MotoGP daripada ikutan olahraga bersama yang diadain sama kantor. Bahkan ada juga teman yang bela-belain ngerekam pakai tipi USB.

And this very night, mbak ini tiba2 nyeletuk di tengah2 chatting,
"eh gum td liat moto gp?"
Spontan saya jawab,
"ndak suka motogp"

Saya aneh ya?

Case II : Sepak Bola

Hampir semua orang yang saya kenal suka ngikutin (atau paling nggak, nonton) sepak bola.
(hmm.. saya pernah nulis kalimat seperti ini dimana ya?)

Termasuk seseorang yang saya sebutin pertama diatas ^^; dan mayoritas orang-orang di kantor.

Dari dulu sampai sekarang, bisa dibilang saya satu-satunya yang ndak suka nonton bola, ndak suka baca halaman khusus olahraga di koran (yang mayoritas isinya sepak bola), ndak suka main bola, ndak suka main Winning Eleven, CM dan berbagai computer game tentang bola lainnya.

Dan sebagai seseorang yang tinggal di kota yang kental aroma sepak bolanya, saya tetap nggak ada gereget tuh sama sepak bola.

Saya aneh ya?

Case III : TV

Hampir semua orang yang saya kenal suka nonton tipi.
(yakin deh, saya pernah bikin kalimat seperti ini)

Seseorang yang saya sebutin pertama? Ndak tau :p

Tapi yang jelas, mayoritas orang2 di kantor iya. Lebih lagi kalau sudah ganti shift malam. Tipi seperti barang sakral yang harus terus dinyalain untuk menjaga kesuciannya. Padahal belum tentu juga diliat. No offense.

Saya terganggu sekali kalau waktu kerja ada tipi yang nyala di dekat saya (terlebih lagi, bersuara). Makanya dulu sempat sewot waktu disuruh pindah dari ruang sebelah (yang ayem tanpa tipi) ke ruang tengah (tempat barang sakral itu bersemayam). Berlebihan? Mungkin, buat sebagian orang. Buat saya, nggak.

Bisa jadi hal ini muncul akibat antipati saya terhadap tayangan2 tipi yang semakin jauh dari kesan bermutu. Seperti.. ah, saya sudah terlalu sering nyebutinnya.

Yah, memang ndak sepenuhnya benci tipi, karena tetap saja ada beberapa tayangan menarik yang layak tonton. Hanya saja saya tetap akan memilih alternatif hiburan dan sumber informasi lain kalau memang tersedia.

Saya aneh, ya?

Sunday, July 15, 2007

WAPPushSender Released

Yak. Akhirnya, setelah berkali2 project saya corrupt gara2 leptop hang, WAPPushSender release pertama launch juga kemarin (Sabtu, 14 Juli 07).

Belum 100%, tapi blast perdana sukses dilakukan ke customer, dengan rincian 19 nomer Indosat, 54 nomer XL, dan 546 nomer Telkomsel.

Total waktu untuk blast WAP Push SMS ke semua nomer tersebut kurang lebih 2 jam 10 menit. Lumayan lama dan bikin saya nggak bisa ngapa-ngapain selama itu. Soalnya takut aja kalo tiba-tiba hang (lagi) dan corrupt (lagi).

Tapi untuk selanjutnya, aplikasi ini akan dijalankan dari PC, yang jarang hang, dengan OS yang original pula. Jadi nggak akan ganggu aktifitas saya di leptop yang gemar hang ini.

Thanks to Mas Ady untuk prototipe perdananya, Ferdhie yang banyak kasih masukan, Tim CS yang udah sering direpotin, dan Pak Manajer IT yang nggak marahin saya walaupun product deliverynya telat, hihihi ^^

Wednesday, July 4, 2007

WAP Push Sender Progress 20070704

--------------------------
Sunday, July 04, 2007
--------------------------
Hancur!!
Gara2 leptop hang, project saya corrupted, hilang semua.
Dan backup terakhir adalah project siang tadi.
Padahal banyak modifikasi yang sudah saya bikin.

Sentimen!!
Mentang2 leptop saya kreditan, ya?!
Padahal kan tinggal 2 kali angsuran.

Sekarang mesti ngulang lagi.
Capeee deeeeeeeeee............!!!!!!!!!!!!!!

next :
dhus!! mbaleni maneh!!!!



(pic: squash that bug, by obscure)

Sunday, July 1, 2007

WAP Push Sender Progress 20070701

--------------------------
Sunday, July 01, 2007
--------------------------

Current project :
F:\KL\WAP Push Sender_rev01

Current setting (hopefully T_T) works fine
if the 'nyanthol' phenomenon still occurs, simply reset the device >:)

next :

- SINGLE MODE : send msg using PDU