Deja vu (2006)
... anyone who tries to alter destiny will be destroyed.
Anyone who tries to stop it from happening will cause it to happen.
Itu adalah inti cerita dari film Deja vu (2006), film arahan sutradara Tony Scott.
Denzel Washington memerankan Doug Carlin, seorang agen ATF. Kemampuan analisanya yang tinggi dalam mengungkap sebuah kasus terorisme membuat Paul Pryzwarra (Val Kilmer), seorang agen FBI, melibatkannya dalam sebuah proyek rahasia.
Dikisahkan dalam film itu FBI memiliki teknologi yang dapat 'melipat' ruang dan waktu, yang memungkinkan mereka untuk menyaksikan secara paralel kejadian 4 hari yang lalu. Doug hanya memiliki waktu 3 hari untuk menggunakan teknologi ini dalam mengungkap pelaku terorisme yang menewaskan lebih dari 500 orang tersebut.
Sementara itu, polisi menemukan jenazah seorang wanita bernama Claire di lokasi ledakan. Dugaan sementara, Claire adalah salah satu korban tindak terorisme yang sedang mereka selidiki, mengingat luka bakar yang dideritanya. Namun hasil temuan Doug menyimpulkan bahwa Claire tewas sebelum terjadi ledakan, dan Doug menemukan benang merah kematian Claire dengan kasus yang sedang ia tangani.
Ini yang menyebabkan 'penelusuran masa lalu' yang ia lakukan bersama tim FBI dititik beratkan dengan 'mengintip' kehidupan Claire, 3 hari sebelum terjadi ledakan.
Doug dan FBI pada akhirnya memang berhasil menemukan pelaku terorisme dengan cara ini. Menggunakan teknologi teleportasi, Doug mengirimkan pesan ke masa lalu untuk mencegah terjadinya insiden tersebut. Namun usaha yang ia lakukan justru menyebabkan rekan kerjanya tewas, meski pada akhirnya sang teroris tertangkap.
Puas dengan apa yang dicari, petinggi FBI memutuskan untuk menghentikan proyek ini. Namun kasus kematian Claire yang masih belum terungkap membuat Doug nekat menggunakan mesin teleportasi, ditambah lagi adanya tanda-tanda penyelamatan yang mungkin pernah ia lakukan terhadap Claire di masa lalu.
Namun pada akhirnya memang harus ada pengorbanan besar dalam usaha mengubah masa lalu.
Comment :
Membaca ringkasan yang saya tulis diatas mungkin sebagian dari Anda membayangkan Deja vu sebagai sebuah film futuristis seperti The Matrix atau semacamnya. Tapi jangan bayangkan anda akan menemukan benda-benda aneh dalam film tersebut, kecuali teknologi FBI itu sendiri tentunya. Settingnya adalah present day dengan rentang waktu 4 hari sebelumnya. Yang banyak disuguhkan dalam film ini bukan teknologinya, melainkan drama kriminal pengungkapan sebuah kasus kejahatan terorisme.
Kepiawaian Danzel Washington di film ini masih belum luntur, seperti halnya saat dia memerankan tokoh pengacara dalam Philladelphia.
Terima kasih untuk Mas Heri yang sore kemarin datang ke saya dengan membawa film ini, dibundle dengan 2 episode terakhir serial Heroes :D.
Tapi serius, tagline 'save the cheerleader, save the world' di serial Heroes kurang lebih juga terjadi di film ini.
Denzel Washington memerankan Doug Carlin, seorang agen ATF. Kemampuan analisanya yang tinggi dalam mengungkap sebuah kasus terorisme membuat Paul Pryzwarra (Val Kilmer), seorang agen FBI, melibatkannya dalam sebuah proyek rahasia.
Dikisahkan dalam film itu FBI memiliki teknologi yang dapat 'melipat' ruang dan waktu, yang memungkinkan mereka untuk menyaksikan secara paralel kejadian 4 hari yang lalu. Doug hanya memiliki waktu 3 hari untuk menggunakan teknologi ini dalam mengungkap pelaku terorisme yang menewaskan lebih dari 500 orang tersebut.
Sementara itu, polisi menemukan jenazah seorang wanita bernama Claire di lokasi ledakan. Dugaan sementara, Claire adalah salah satu korban tindak terorisme yang sedang mereka selidiki, mengingat luka bakar yang dideritanya. Namun hasil temuan Doug menyimpulkan bahwa Claire tewas sebelum terjadi ledakan, dan Doug menemukan benang merah kematian Claire dengan kasus yang sedang ia tangani.
Ini yang menyebabkan 'penelusuran masa lalu' yang ia lakukan bersama tim FBI dititik beratkan dengan 'mengintip' kehidupan Claire, 3 hari sebelum terjadi ledakan.
Doug dan FBI pada akhirnya memang berhasil menemukan pelaku terorisme dengan cara ini. Menggunakan teknologi teleportasi, Doug mengirimkan pesan ke masa lalu untuk mencegah terjadinya insiden tersebut. Namun usaha yang ia lakukan justru menyebabkan rekan kerjanya tewas, meski pada akhirnya sang teroris tertangkap.
Puas dengan apa yang dicari, petinggi FBI memutuskan untuk menghentikan proyek ini. Namun kasus kematian Claire yang masih belum terungkap membuat Doug nekat menggunakan mesin teleportasi, ditambah lagi adanya tanda-tanda penyelamatan yang mungkin pernah ia lakukan terhadap Claire di masa lalu.
Namun pada akhirnya memang harus ada pengorbanan besar dalam usaha mengubah masa lalu.
Comment :
Membaca ringkasan yang saya tulis diatas mungkin sebagian dari Anda membayangkan Deja vu sebagai sebuah film futuristis seperti The Matrix atau semacamnya. Tapi jangan bayangkan anda akan menemukan benda-benda aneh dalam film tersebut, kecuali teknologi FBI itu sendiri tentunya. Settingnya adalah present day dengan rentang waktu 4 hari sebelumnya. Yang banyak disuguhkan dalam film ini bukan teknologinya, melainkan drama kriminal pengungkapan sebuah kasus kejahatan terorisme.
Kepiawaian Danzel Washington di film ini masih belum luntur, seperti halnya saat dia memerankan tokoh pengacara dalam Philladelphia.
Terima kasih untuk Mas Heri yang sore kemarin datang ke saya dengan membawa film ini, dibundle dengan 2 episode terakhir serial Heroes :D.
Tapi serius, tagline 'save the cheerleader, save the world' di serial Heroes kurang lebih juga terjadi di film ini.
No comments:
Post a Comment