Sendirian itu...
2007-05-29, hari dimana saya benar-benar membutuhkan teman.
Pulang kantor sekitar jam 6 malam. Sewaktu masih di depan pagar kantor, saya kirim SMS ke Buddy1,
me : Somay yuuk... ^^
10 menit kemudian ketika saya masih di jalan, ponsel saya bunyi, tanda ada SMS masuk. Beberapa menit selanjutnya saat saya sudah sampai di rumah dan mulai meletakkan tas, saya buka SMS baru di inbox yang isinya,
Buddy1 : I'd love to. Tapi jam 8 ada Miss Universe ^^
Saya reply,
me : Yaaah... :(
Hm.. nggak bisa disalahkan. Ajang pemilihan Miss Universe termasuk acara yang layak tonton, tidak seperti sinetron atau infotainment. Jadi bisa dimaklumi. Tapi saya tetap harus keluar rumah malam ini. Jadi saya sms Buddy2,
me : Hoi, busy? Ndelok2 ransel leptop yuk
2 menit kemudian ada SMS masuk,
Buddy2 : Omah ra ono wong. Kabeh metu gag nggowo kunci."
OK, family stuff. Nothing that I could do about it. Me to Buddy3,
me : Ndeng, ndek endi kowe?
2 menit, 5 menit, 10 menit tanpa reply. Mungkin dia sedang kehabisan pulsa, atau ponselnya ketinggalan di suatu tempat, atau dia sedang 'disidang' sama pacarnya, atau karena alasan-alasan konyol lainnya. Ya sudah lah, skip.
Sempat terpikir untuk menghubungi Buddy4. Tapi kemarin dia bilang sedang sakit dan akan menghubungi saya setelah sehat. Karena belum juga telpon/sms, berarti memang masih sakit.
Buddy6 jelas sedang sibuk dengan skripsinya. Beberapa hari belakangan ini dia melimpahkan keluh kesahnya ke saya. Nggak tega mau interrupt.
Buddy7 mungkin nggak keberatan. Hmm, tapi nggak lah. Kami belum terlalu akrab.
Buddy8? ^^. First of all, saya nggak tau bagaimana cara mengajaknya, karena....(beep) ^^. Yang kedua, saat itu sudah lumayan malam. Kalaupun mau diajak keluar, saya nggak yakin bisa memulangkannya tepat waktu, nggak bagus untuk image saya. Lagipula dia pasti capek sekali karena seharian ngajar ^^
Fine, saya berangkat sendiri. Tujuan utama, beli ransel laptop. Bagaimanapun juga saya harus dapat malam ini. Sudah terlanjur sakaw. Karena nggak punya referensi belinya dimana, saya sms Buddy9.
me : Sam, tuku ransel leptop ndek endi selain fastncheap (tidak bermaksud promosi, red)
Buddy9 : Konter Eiger Ramayana (sekali lagi, tidak bermaksud promosi, red)
Nggak sampai 15 menit, saya sudah di TKP. Tanya sana, lihat sini, tengok sana, pilih sini,
me : Waduh, above 350. Liyane ndek kene ndek endi, sam?
Buddy9 : Fancen segitu. Iso tuku leptop kok (beli ranselnya aja nggak kuat, red). Ngisor 300 ono kok.
Hmm.. mbales dia. Gara-gara tadi saya bilang gak mampu bayar benwit, sementara bisa beli taft. Kondisi saya kan beda. Saya bisa beli karena kredit. Jadi kalau ransel-ransel Eiger itu dikreditkan, hayuu aja. Lirik sebelah kiri, ada Polo (untuk ke sekian kalinya, tidak bermaksud promosi, red). Setelah sekitar 15 menit bongkar-bongkar barang disitu tanpa sedikitpun malu diliatin yang jaga,
me : Ono polo luwih murah. Diskon pisan. Cuma barange ra pati meyakinkan. Waddaya think?
Buddy9 : Eiger is the best.
-__-
Sempat plirak-plirik lagi ke konter Eiger. Tapi harganya betul-betul bikin "il-fil". Ya sudah, saya balik ke counter Polo. Dan akhirnya berambisi membuktikan bahwa merk tidak cukup memuaskan saya, tanpa diimbangi harga yang sesuai.
Leptop nyicil ae kok ransel-e larang? ^^
Sempat muter-muter sendirian di Ramayana, sebelum akhirnya pulang 30 menit kemudian.
Sendirian tuh nggak enak ya ^^;