Friday, November 30, 2007

Keruh

Seperti biasanya, pekerjaan hari ini yang harusnya bisa selesai dalam waktu beberapa jam (andai saja saya fokus dan konsentrasi penuh), masih juga harus saya lembur sampai beberapa jam setelah jam pulang kantor. And it's been happening for months, probably years.

Saya tentu nggak bangga dengan kondisi ini, membayangkan apa saja yang bisa saya kerjakan di rumah kalau saja saya bisa selesai tepat waktu. Saya hampir kehilangan kehidupan di dalam keluarga. Walau masih tinggal satu rumah dengan orang tua, menyapa mereka hanya terjadi di pagi hari. Itupun kalau saya bisa bangun lebih pagi.

Pekerjaan yang dengan mudah dan cepat bisa diselesaikan oleh orang lain, selalu membutuhkan waktu lebih lama buat saya. Dan saat semuanya sudah menumpuk, saya hanya bisa memandanginya sambil bergumam, "damn! where the hell shud I start?"

Saya yakin kalo sebenernya saya nggak bego2 amat. Cuma sedikit lemot, itu saja. And there's nothing I can do about it. Brain upgrade dimana ya? T_T

*ALT+TAB liat To-Do List*

PRUT!!

Sepertinya yang saya butuhkan adalah rehat beberapa saat untuk mengumpulkan semangat dan memotivasi diri sendiri. And a cup of coffe would be great, i guess.

Selain itu layar komputer saya sudah tampak makin keruh. Maka saya mulai menutup jendela browser yang sudah berisi beberapa tab, menyimpan pekerjaan saya dan keluar dari aplikasi text editor, disconnect dari account2 FTP dan SSH yang sedang saya akses, menutup aplikasi file browser yang bertebaran dimana2, membersihkan desktop saya dari beberapa chat windows YM yang sudah idle sejak berjam2 yang lalu.

Sekarang desktop saya bersih, dengan foto landscape sebagai wallpapernya. Warna hitam yang mendominasinya sedikit mengembalikan kesegaran mata. Well, it really helps a bit.

Sebentar, sekarang tinggal menyembunyikan semua icon yang memenuhi desktop. Done.

Haah.. leganya.

Now i'm off for a cup of coffe.
Bye, everyone.

----

hunny, i'll be home late, again

Tuesday, November 27, 2007

Featured Friend : Eko a.k.a Bobo





Saya sama Bobo, temen dari SMP, waktu saya maen ke jakarta kemaren ^^

The First Visit

It was 23rd of November.

I was there, for her b'day.

No, we didn't stare at the moon from the same place.

We didn't spend our time together on rainy days.

But still, it means a lot to us.

And there'll be time for us to be togeher again.

Happy birthday, dear.

Mark All as Read, Anyone?



Duh, gara2 beberapa hari nggak onlen nih.
Padahal itu sebagian udah saya cicil tadi malem.
Gatel rasanya pengen 'Mark All as Read'.
Tapi sayang juga kalo nggak dibaca ^^;

Salut sama Mbokde Venus.

Wednesday, November 21, 2007

Panderman Returns

second trip means better gears,
so let's eigerize your stuff
-- gum


pengeluaran buat new gears lumayan bikin meriang

Dengan formasi yang sama dengan ekspedisi sebelumnya, kali ini persiapan kami lebih matang. Kami melakukan perjalanan lebih awal, dengan jarak yang relatif lebih pendek, dan pencapian target yang lumayan memuaskan. Lebih pendek, karena akhirnya kami bisa membawa kendaraan sampai ke desa terakhir dan menitipkannya disana sehingga perjalanan dapat dimulai tepat dari pos pertama. Lumayan memuaskan, karena akhirnya kami nggak nyasar.

Di pos pertama, setiap pendaki diwajibkan untuk membayar retribusi sebesar Rp 2000. Tahap ini sempat terlewatkan pada ekspedisi sebelumnya karena kami baru sampai di pos pertama lewat tengah malam. Retribusi ini legal, sodara2. Pak penjaga sendiri yang menunjukkan laporan keuangan dari pendapatan retribusi ini. Satu hal yang patut dicontoh oleh lembaga2 yang memiliki birokrasi di Indonesia.


Jeng Rita ngurus administrasi

Belajar dari pengalaman pendakian pertama, kami akhirnya mengikuti jalur yang seharusnya, nggak nyasar dan kemping di kebun orang lagi.


tanda ini yang dulu sempat terlewatkan

Walau harus berhenti beberapa kali untuk istirahat, tepat pukul 12 malam kami sampai di Latar Ombo, camping ground pertama di Bukit Panderman. Sesuai dengan namanya, Latar Ombo merupakan tanah lapang luas yang bisa menampung puluhan tenda. Namun sesuai kesepakatan bersama, perjalanan kami teruskan hingga ke Watu Gede 1, pos pemberhentian berikutnya yang hanya berjarak 15 menit perjalanan dari Latar Ombo.

Sesampainya di sana, kami mulai memasang tenda dan membuat perapian. Tapi karena medannya yang tidak memungkinkan, kami lumayan kerepotan mendirikan tenda disana. Pelajaran nih, Watu Gede 1 bukan camping ground untuk mereka yang bawa tenda. We spent a night there dengan api yang malas2an menyala karena dinginnya hawa saat itu.


still, poto2 is a must.

Paginya saya menyempatkan untuk naik satu tingkat ke Watu Gede 2. Tempat ini lebih luas dengan tanah rata yang lebih lapang. Sendainya malamnya mau lebih berusaha sedikit, kami bisa mendapatkan camping ground yang lebih layak. Tapi view dari Watu Gede 1 juga nggak kalah bagus kok.


beautiful, isn't it?


watu gede 2: luas, tapi katanya sih angker :(

O iya, satu pelajaran lagi kami dapatkan pada pendakian kali ini. Sebaiknya bawa makanan siap makan. Hindari membawa mie instan karena selain repot masaknya, kebutuhan air juga lebih banyak. Selain untuk merebus mie, juga untuk cuci2. Lagian air termasuk bawaan yang lumayan berat. Next time roti tawar atau ransum tentara bisa jadi pilihan yang lebih praktis, sehingga persediaan air hanya digunakan untuk bikin minuman hangat.

Jam 10 pagi kami packing dan mulai turun. Sempat mampir di Latar Ombo dan memikirkan kemungkinan untuk menetapkannya sebagai camping ground kami selanjutnya. Selain karena tempatnya luas, viewnya juga bagus.


latar ombo: panderman expedition team

Puas jadi banci foto di Latar Ombo, kami melanjutkan perjalanan turun. Kali ini kami melewati jalur yang lain. Jalur ini asing buat saya karena memang belum pernah ngerasain lewat sini. Dan yang bikin lebih desperate adalah kata2 Kang Parjo,

i have good news and bad news
good news, kita nggak kesasar kok
bad news, saya nggak yakin
-- kang parjo
duh...



baru pertama lewat sini

Tapi ternyata jalurnya memang bener kok. Kami akhirnya sampai juga di desa terakhir sekitar jam 11 siang. Ambil kendaraan di penitipan dan melunjur ke alun2 Kota Batu demi segarnya es kelapa muda. Yumm...

Dan semoga tetap akan ada kelanjutannya. Panderman Trilogy, Panderman 3, Panderman 4, The Legend Of Panderman, Panderman... I'm In Love, Mendadak Panderman ato yang lainnya (minjem istilah temen)


yeah, me....

----

Complete album

Friday, November 16, 2007

Google's Survey, Anyone?


Duh, saya kok males ya ngisi2 ginian. Iya saya cukup puas dan merekomendasikan google ke orang lain. Tapi kalo disuruh ngisi2 survey gitu malesnya minta ampun.

Anda gimana? Tertarik?
Masuk kesini aja kalo gitu

Wednesday, November 14, 2007

Tentang Steak

Kemarin ada temen yang sms mau minjem kamera digital saya. Temen deket sih. Tapi kalo untuk urusan kamera baru ini, dimana kamera saya, disitu harus ada saya. Huhuhu...

Awalnya saya pikir dia mau hunting buat bahan pameran, atau ada acara keluarga, atau semacamnya. Tapi ternyata dia sms, "buat motret makanan". Nah lho... apa maksudnya ini?

Ya sudah lah, saya sanggupin aja. Tapi ya itu, saya harus ada dimanapun kamera saya berada ^^

Jam 8 malem, pulang kantor saya langsung meluncur ke tempat janjian, warung kopi di belakang Universitas Brawijaya. Setelah beberapa seruput kopi susu, temen saya baru cerita. Ada kliennya dia yang mau buka Depot Steak and Shake di depan kampus Pasca Sarjana Brawijaya. Dia butuh kamera saya untuk motret menu2 masakannya yang hanya bisa dimasak sesaat sebelum difoto. Buat dipajang di depotnya, katanya.

Maka jadilah, jam 9 kami pergi ke depot yang dimaksud.

"Tunggu ya, mas. masaknya agak lama", kata yang punya depot. Dan ternyata memang lama, jam 10 kita baru mulai sesi pemotretan.

Jeprat-jepret beberapa menu makanan dan minuman selama 2 jam untuk mendapatkan sudut dan penampilan terbaik ternyata melelahkan. Untungnya 'objek2 penderita' itu akhirnya jadi santapan kami, gratis.

Rencananya depot itu akan dibuka malam ini. Saya dan temen saya tadi malah diundang secara khusus untuk ikut menikmati (lagi) hidangan gratisnya.

"Nanti malam jangan lupa. Kalo sudah disana, aku sms ya", begitu isi sms temen saya.

Jadi sudah semangat ini ceritanya. Sudah nyiapin ruang kosong di rongga perut buat nampung beberapa potong steak nanti.

Heladalah, lha kok simbok saya tiba2 ngirim me-se-ses, "Yan, ga usah mangan ndek njobo. Tak gawekno ayam lalapan, ndang moleh yo". (translate: Nggak usah makan diluar. Sudah ibu masakin ayam lalapan, cepet pulang ya)

Woalah buu.. Jarang2 kemasukan makanan mahal lha kok malah disuruh pulang. Tapi kalo disia2kan juga nggak tega. Ibu saya udah capek2 masak. Lagian lalapan ibu saya itu rasanya seperti surga kecil buat saya. Wuenak :D

Yawes, bu. Saya pulang.

Tapi nanti tetep nyiapin ruang kosong di perut buat nampung steak :))

----

Skrinsut foto2 kemarin :









Hujan

Saya suka hujan. Saya bahkan tidak keberatan kehujanan, asalkan HP, kamera dan leptop sedang tidak saya bawa ^^

Kalaupun sedang tidak memungkinkan untuk hujan2an, saya menikmati saat2 hujan turun dari suatu tempat. Dengan secangkir kopi hangat dan beberapa batang rokok, menikmati hujan bisa saya analogikan sebagai surga kecil. Bagi saya fenomena hujan itu mengagumkan, karena kehadirannya membawa ketenangan dan kesejukan.

Beberapa hari ini Kota Malang memang sedang diguyur hujan. Bahkan menurut perkiraan, hujan masih akan terus mengguyur hingga beberapa minggu ke depan. Dan hari ini, seperti juga hari2 kemarin, saat jam istirahat siang saya menyempatkan diri duduk di belakang kantor untuk menikmati saat2 air hujan turun dari langit membasahi kota saya.

Yang saya lakukan? Melamun, berfikir. Tentang masa lalu, tentang saat ini, tentang apa yang mungkin akan terjadi, tentang apa saja. Tapi ada yang istimewa pada musim hujan tahun ini. Karena saya juga menghadirkan dia dalam tiap lamunan saya. Kami berkomunikasi, walaupun tidak secara langsung, walaupun saya tahu ini hanyalah komunikasi satu arah. Tapi saya menikmatinya.

Entah kapan kami bisa menikmati hujan bersama2. Saat dia tidak hadir secara fisik disini, saya menikmati hujan untuknya.

Tapi hari ini lamunan saya dibuyarkan oleh hujan yang mendadak usai.

Kenapa dihentikan, Tuhan?
Saya sedang menikmatinya.
Belum lagi habis sebatang rokok dan setengah cangkir kopi.
Beri saya beberapa tetes lagi.
Saya masih merindukannya,
yang hanya bisa hadir disini dengan sempurna saat hujan-Mu tiba.

Masih banyak kata2 yang belum terucap.
...
...
...
Tapi biarlah.
Hingga saat ini sudah terlalu banyak yang Kau berikan.
Entah bagaimana saya membalasnya.

Terima kasih untuk hujan-Mu hari ini.
Ijinkan saya menikmatinya lagi esok hari.
Tidak hanya untuk saya, tapi juga untuknya.


Tahun ini bertambah satu lagi alasan kenapa saya suka sekali dengan hujan.

Monday, November 12, 2007

Panderman, after a long time...

Telat postingnya, tapi cuek aja ^^

Tanggal 3 kemarin saya sama beberapa temen kantor ngadem ke Bukit Panderman. Ini yang kesekian kalinya buat saya, tapi tetep aja nyasar ^^

Berangkat dari Malang sekitar jam 12 malem, soalnya ada temen yang baru bisa keluar kantor jam 10 malem. Saya, Kang Parjo, Kang Yuyun, Pithes, Rita dan Venus memulai perjalanan dari Desa Pesanggrahan.

Dingin, capek, laper, ngantuk, nyasar, tapi fun :D

Guys, kapan kesana lagi?







Skrinsut lengkap disini.

Friday, November 9, 2007

BLACK FRIDAY



Kantor serba nggak jelas. Kebijakan dua sisi yang berbeda. Dan sialnya kebijakan yang nggak menguntungkan diterapkan ke saya.

Pagi2 udah ada tukang yang entah-lagi-benerin-apa di luar sana. Berisik!

Orang2 di kantor ini pada nggak punya telinga. Ringtone buat SMS aja nyaringnya kayak an*i*g!

And to make it worst, they let the TV on this morning. CRAP!

------

Maaf, terlalu banyak yang bikin hawa negatif saya keluar hari ini.

Friday, November 2, 2007